Mereka menyisihkan sembilan band metal yang lain dari Tanah Air. Seperti apakah kualitas musik mereka hingga dapat memenangkan arena di Indonesia serta apakah persiapan untuk tampil di Jerman? Tersebut penjelasannya.
- Unsur gamelan Jawa dalam balutan musik metal
Waktu tampil di WMBI 2018 band yang digawangi Stephanus Adjie (vokal), Ahmad "Jojo" Ashar (bass), Rio Baskara (gitar), Isa Mahendrajati (gitar), serta M. Abdoel Latief (drum) tampil ikonik diatas panggung ditambah kerjasama instrumen metal dengan sample gamelan Jawa membuat tindakan mereka memikat semua fans metal yang ada, termasuk juga beberapa juri.
Band yang telah berpengalaman di ranah metal ini berlaga dengan baju batik lusuh bermotif parang, yang seakan memperingatkan kita dengan Rob Zombie akan tetapi vs Jawa. Akan tetapi tidak cuma tampilan personelnya saja yang unik, permainan metal mereka pun tidak kalah mengagetkan.
“Ketika turut WMBI serta masuk final, kami bersaing menantang diri kami sendiri, menantang ego kami menjadi band serta menantang perasaan takut kalah dari band yang lain. Serta pada akhirnya kami sukses menantang perasaan takut itu serta memenangi pertandingan,” kata sang penyanyi, Stephanus Adjie.
- Tidak gampang mengalahkan beberapa juri profesional
Pada final WMBI 2018, tiap-tiap band unjuk tindakan di depan juri yang terbagi dalam Dadan Ruskandar (Manajemen Burgerkill), Samack (Jurnalis Musik Senior), John Resborn (The Metal Rebel) serta Sascha Jahn (Metal-Rebel Headquarter, Jerman). Uwie Fitriani, perwakilan ATAP Promotions menjelaskan, Down For Life dipilih jadi juara WMBI 2018 sebab mempunyai kualitas yang oke, baik dari bagian musikalitas dan keberaniannya membawa budaya lokal ke atas panggung.
“Kalau mengulas tampilan band, malam itu semua tampil bagus. Tetapi mengapa Down For Life yang kami pilih? Sebab mereka ini yang kami perasaan sangat siap. Dari mulai potensi, persiapan serta tampilan di panggung, waktu tampil di final tempo hari mereka pun membawa unsur budaya dalam musik pun kompak memakai batik. Kami yakin jika Down For Life, akan dapat memberi tampilan yang baik, unik serta sebarkan spirit positif di arena nasional ataupun internasional,” Uwie menuturkan.
- Mimpi sebagai riil dapat tampil di arena besar di Jerman
Sesudah jadi juara di WMBI 2018, Down For Life mulai menyiapkan diri untuk tampil di W:O:A Jerman. Nanti, mereka akan menghibur penggemar musik metal dari semua seluruh dunia di dua panggung yang disiapkan yakni W:E:T Stage serta Headbangers Stage. Untuk tahun ini, dua panggung di tenda dome itu akan makin diperbesar dengan luas ruang 6.350 mtr. persegi yang dapat menyimpan beberapa ribu orang di dalamnya.
“Ini seperti mimpi yang telah lama terpendam serta jadi fakta. Kami takkan menyia-nyiakan peluang emas ini dengan tampilkan musik serta tindakan panggung kami semaksimal mungkin. Ditambah lagi, kami membawa nama Indonesia di festival itu,” kata Adjie ketertarikan.
Di W:O:A mereka merencanakan membawakan empat lagu andalan salah satunya Pesta Partai Barbar serta One Town One Crown. Di negeri Bavaria ini mereka akan berkompetisi dengan beberapa puluh band finalis Wacken Metal Battle dari beberapa negara untuk merebutkan rangking Top 5.
Keinginan tinggi pun disampaikan Uwie dari ATAP Promotions waktu Down For Life tampil di W:O:A kelak. “Aksi Down For Life di W:O:A kelak diinginkan menyebabkan kreatifitas beberapa insan musik cadas di Tanah Air. Mudah-mudahan bisa memperlebar ruangan kreasi buat karir musik metal yang sudah sempat meredup,” katanya.
Perlu untuk diketahui, ini ialah kali ke-2 Indonesia akan mengirim wakilnya ke arena W:O:A. Tahun kemarin, DCDC memberi ticket pada Beside band asal Bandung menjadi band pemenang WMBI 2017 yang sukses menyisihkan beberapa ratus band metal yang menyebar di Indonesia.
Wacken Metal Battle Indonesia adalah arena pertandingan band metal Indonesia yang diinisiasi oleh DCDC Dreamworld bekerja bersama dengan ATAP Promotions serta The Metal Rebel.